JUMAT (3 Februari 2012)- Jumlah korban tewas akibat cuaca dingin ekstrem
di kawasan Eropa dalam sepekan terakhir melonjak menjadi lebih dari 220
orang. Diperkirakan, suhu udara di Eropa masih akan turun lagi.
Kebanyakan dari mereka yang tewas adalah warga miskin atau penduduk pedesaan yang tinggal di rumah tanpa sistem pemanas yang memadai.
Tidak sedikit dari penduduk desa ditemukan tewas dalam
keadaan membeku di pinggir jalan atau di dalam rumah mereka, yang tak
memiliki sistem pemanas atau menggunakan mesin pemanas berteknologi
lama, era bekas negara Uni Soviet.
Selain itu, sejak Kamis
dilaporkan, jalur transportasi menuju wilayah pedesaan terputus
lantaran salju tebal. Akibatnya, ribuan orang terperangkap dan tidak
bisa mengungsi.
Kondisi tersebut terjadi, antara lain, di Serbia.
Diperkirakan, sedikitnya 11.000 orang terperangkap di desa-desa yang
berlokasi di kawasan pegunungan.
Selain melumpuhkan transportasi
dan memutus jalan, salju tebal memaksa ratusan sekolah di Bulgaria dan
Polandia ditutup dan diliburkan.
Dari Ceko dilaporkan, hanya dalam waktu semalam temperatur udara anjlok menjadi minus 38 derajat celsius.
Temperatur
rata-rata yang tercatat di sejumlah negara memang turun drastis dari
suhu rata-rata bulan Februari. Pada siang hari saja, suhu rata-rata
antara minus 16 dan minus 21 derajat celsius. sedangkan pada malam hari
mencapai minus 25 hingga minus 30 derajat celsius.
Lebih lanjut,
Kementerian Darurat Ukraina melaporkan, jumlah korban tewas akibat cuaca
ekstrem di sana bahkan sudah mencapai 101 orang. Jumlah tersebut
melonjak tajam dari catatan sebelumnya yang mencapai 63 orang.
Dari
total korban tewas tadi diketahui 64 orang dari mereka tewas kedinginan
di jalan. Otoritas terkait mengaku khawatir jumlah korban tewas masih
bisa bertambah. Apalagi, mengingat sekitar 1.600 orang masih dalam
perawatan lantaran menderita hipotermia dan radang dingin (frosbite).
Dilaporkan
pula jumlah korban tewas akibat cuaca dingin di beberapa negara, antara
lain Polandia mencapai 37 orang, Bulgaria mencapai 16 orang, dan di
Italia tercatat tiga orang. Seperti juga di wilayah lain, angka tersebut
dicemaskan masih bisa terus bertambah.
Lokasi penampungan
Warga
miskin dan para gelandangan diketahui banyak menjadi kalangan yang
paling menderita akibat kondisi cuaca ekstrem seperti ini. Kondisi itu
dibenarkan Federasi Internasional Palang Merah (IFRC) dan Masyarakat
Bulan Sabit Merah.
”Para tunawisma menjadi pihak yang sangat
rentan lantaran mereka tidak pernah mengikuti informasi perkiraan cuaca
dan mereka tidak punya tempat memadai untuk berlindung dari cuaca
dingin,” ujar Zlatko Kovac dari IFRC perwakilan Belarusia dan Ukraina.
Untuk
itulah kemudian lembaga-lembaga kemanusiaan ini ikut mendirikan
tempat-tempat penampungan dengan pemanas, sekaligus juga memberikan
makanan hangat, selimut, dan pakaian dingin.
Menurut Kovac, organisasinya mengeluarkan anggaran sebesar 100.000 euro dari dana darurat penanggulangan bencana.
Berikut beberapa foto-fotonya :
Menurut Kovac, organisasinya mengeluarkan anggaran sebesar 100.000 euro dari dana darurat penanggulangan bencana.
Berikut beberapa foto-fotonya :
Semoga cuaca bisa kembali normal, dan semua warga maupun mahluk hidup lainnya mendapatkan perlindungan sementara yang layak.
sc : http://internasional.kompas.com/read/2012/02/04/03352522/Eropa.Dilanda.Cuaca.Dingin.Ekstrem
http://id.berita.yahoo.com/foto/salju-eropa-yang-jadi-bencana-1328522537-slideshow/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar